Senin, 04 Juni 2012

MANAJEMEN PEMBIBITAN TERNAK


  ANALISIS PENGEMBANGAN VILLAGE BREEDING CENTER TERNAK KAMBING Di KABUPATEN KONAWE SELATAN.
Pemeliharaan Kambing
Khaerudin
D1B4 09 049


BAB I
Pendahuluan

I.                   Latar Belakang
Kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab dengan system usaha tani di pedesaan salah satunya yaitu daerah konsel atau Kabupaten Konawe Selatan. Hampir setiap rumah tangga memelihara kambing karena system pemeliharaannya yang mudah yaitu secara Ekstensif yaitu (campur tangan peternak terhadap ternak peliharaannya hampir tidak ada. Kambing dilepas begitu saja dan pergi mencari pakan sendiri di lapangan gembalaan, pinggiran hutan, atau tempat lain yang banyak ditumbuhi rumput dan sumber pakan), secara semi-intensif yaitu (kegiatan pemeliharaan ternak kambing dengan sistem penggembalaan yang dilakukan secara teratur dan baik. Selain itu, pemilik juga menyediakan kandang untuk dihuni dan sebagai tempat tidur ternaknya pada malam hari. Umumnya, lokasi kandang terpisah cukup jauh dari rumah tinggal), dan secara intensif yaitu (membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental sedangkan Kandang intensif terdiri dari dua jenis, yaitu kandang koloni dan kandang individual.).
Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari oleh masyarakat luas kususnya masyarakat Konsel/Kabupaten Konawe Selatan, oleh karenanya Sebagian dari mereka menjadikannya sebagai sumber penghasilan keluarga. Saat ini pemeliharaan kambing bukan hanya di pedesaan saja, tetapi sudah menyebar ke berbagai tempat seperti Kendari, Bombana, Kolaka maupun Laut Maluku. Semakin banyaknya peternakan kambing yang muncul di sebabkan oleh permintaan daging dan susu kambing yang terus mengalami peningkatan. Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok di budidayakan di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan rendah. Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana di bandingkan dengan ternak ruminansia besar.
Pada dasarnya performans ternak kambing sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Keduanya saling berinteraksi dan saling mendukung dalam meningkatkan dan mempertahankan produktivitas ternak yaitu lingkungan mencapai 70% dan faktor genetik hanya sekitar 30%. Faktor genetik adalah kemampuan yang bersifat baka yang dimiliki seekor ternak untuk tampil maksimal, sedangkan lingkungan merupakan kesempatan yang dimiliki ternak untuk mendukung potensial genetik yang dimilikinya sedangkan factor yang mempunyai pengaruh paling besar yaitu Pakan atau  yaitu  60-70% (Mariyono,2007). Sedangkan menurut Doyle et al. (1986),pada masa pertumbuhan hewan memerlukan nutrisi yang cukup tinggi untuk perkembangan jaringan tubuhnya. Disamping itu kulaitas pakan harus benar-benar diperhatikan karena kulaitas pakan yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan ternak terhambat

II.                Jumlah Penduduk dan Perkembangan/Populasi Ternak Kambing di Konawe Selatan


Kabupaten Konawe Selatan secara geografis terletak di bagian selatan khatulistiwa, melintang dari utara ke selatan antara 3.58° dan 4.31° Lintang Selatan, membujur dari barat ke timur antara 121°58’ dan 123°16 Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Konawe Selatan adalah 451.421 ha atau 11.83% dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara, sedangkan luas wilayah perairan (laut) lebih dari 9.268 km2.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Konawe sebanyak  235.925 jiwa, atau diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 53,5 ribu jiwa selama periode 1990-2000.  Berdasarkan hasil proyeksi supas 2005, penduduk Kabupaten Konawe pada tahun 2009 berjumlah  233.080 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Konawe sebesar  2 % pertahun, atau sedikit lebih rendah dari  pertumbuhan pen-duduk dalam dasa-warsa 1980-1990 sekitar 4,37  persen; juga lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama sebesar 2,14 %. 
Berdasarkan hasil registrasi jumlah penduduk tahun 2005 penduduk berjumlah 231.534 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,71 persen per tahun atau sedikit lebih rendah dari pertumbuhan penduduk dalam dasa warsa 1980-1990, yaitu sekitar 4,37 persen, juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama, yaitu sebesar 2,86 persen.
Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Konawe mengalami peningkatan dari 34,3 jiwa perkilometer persegi tahun 2008 menjadi 35,0 jiwa pada tahun 2009. Konsentrasi penduduk yang tidak merata masih merupakan ciri yang paling menonjol dari penduduk Kabupaten Konawe.  Hal ini ditandai dengan besarnya perbedaan kepadatan antara kecamatan satu dengan yang lainnya.  Kecamatan Unaaha, Konawe, Wawotobi, Sampara, Wonggeduku, dan Soropia merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan jauh diatas rata-rata, masing-masing 657,5 jiwa, 421,0 jiwa, 284,3 jiwa, 188,6 jiwa, 169,4 jiwa dan 120,5 jiwa per kilometer persegi.  Sementara Kecamatan Routa dan Latoma memiliki tingkat kepadatan masing-masing 0,8 jiwa dan 2,4 jiwa per kilometer persegi.
Struktur umur sangat ditentukan oleh perkembangan tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. Berdasarkan tingkat usia, penduduk dapat dibagi atas anak-anak (dibawah usia 15 tahun) dan lanjut usia (65 tahun keatas) serta dewasa. Anak-anak dan lanjut usia disebut kelompok usia tidak produktif, sedangkan dewasa (15 tahun s.d 64 tahun disebut kelompok usia produktif. Perbandingan penduduk produktif dan tidak produktif merupakan Angka ketergantungan (dependency ratio).
Pada tahun 2009 komposisi penduduk anak-anak sekitar 34,93 persen atau 81.425 jiwa, penduduk dewasa 61,81 % atau 144.065 jiwa dan penduduk lanjut usia sekitar 3,26 % atau 7.590 jiwa.  Dengan  demikian Angka Beban ketergantungan sebesar 61,79 %. Artinya dalam 100 penduduk produktif masih dibebani oleh 62 penduduk tidak produktif.
Dari 233.090 jiwa penduduk Kabupaten Konawe, 50,54 % adalah laki-laki dan 49,46 % adalah perempuan.  Berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Konawe adalah sebesar 102. Artinya jika terdapat 100 penduduk perempuan maka terdapat 102 penduduk laki-laki.

Jumlah Penduduk Bardasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Konawe Selatan.

Tahun
2010
2009
2008
2007
2006
Jumlah Pria (Jiwa)
136.201
121.293
199.308
199.309
120.182
Jumlah Wanita (Jiwa)
128.386
122.753
120.745
120.745
114.218
Total (Jiwa)
264.587
244.046
240.053
240.054
234.400
Pertumbuhan Penduduk (%)
-
-
-
2
3
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
-
-
-
53
230

Sumber Data:  http://sp2010.bps.go.id/
Badan Pusat Statistik Updated: 23-5-2012

Keterangan :
- : Data Tidak Tersedia
Ø  Potensi Peternak Kambing di Kabupaten Konawe Selatan
Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha2.Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor3. Rata – rata produksi ± 35.000 eko / tahun4. Permintaan pasar ± 40.000 ekor / tahun5. Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka, Buton
  
Potensi Kambing Di Kabupaten Konawe Selatan

Peroduksi
2010
(Ekor)
7.267
Peroduksi
2009
(Ekor)
7.017
Peroduksi
2008
(Ekor)
6.611
Peroduksi
2007
(Ekor)
6.107
Peroduksi
2006
(Ekor)
5.736

Sumber Data: Statistik Peetrnakan Tahun 2006-2010 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Dinas Pertanian.
Updated: 27-3-2012.

Sulawesi Tenggara menghasilkan produk peternakan. Jenis ternak yang dikembangkan terdiri dari ternak besar yaitu Sapi, Kerbau, Kuda, ternak kecil yaitu Kambing, Domba, Babi dan jenis unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik manila. Secara umum populasi ternak besar tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,33 persen. Dibandingkan tahun 2004 sekitar 5.166 ekor. Populasi ternak kecil mengalami kenaikan 2,44 persen dari 208.740 ekor tahun 2004 menjadi 213.840 ekor tahun 2005.
Jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten Konawe Selatan terdiri dari ternak besar yaitu Sapi, Kerbau Kuda, ternak kecil yaitu Kambing, domba, Babi dan jenis unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik/itik manila.
Klaster peternakan Sapi cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan. Peternakan Kambing cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Kolaka.Peternakan Babi cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka.Sedangkan peternakan Ayam ras cocok dikembangkan di Kabupaten Kolaka dan Kendari.Sementara ternak Ayam buras cocok dikembangkan di Kabupaten Muna dan Konawe Selata.
Populasi ternak besar dan kecil seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi pada tahun 2005 berturut-turut tercatat sebanyak 63.036 ekor, 393 ekor, 16 ekor, 5.556 ekor, 33 ekor dan 8.016 ekor. Dibanding dengan tahun 2004 berturut-turut tercatat sebesar 54.120 ekor, 595 ekor, 13 ekor, 10,702 ekor, 0 ekor dan 7.404 ekor.
Perkembangan populasi ternak kecil di Sultra tahun 2005 tercatat 34.762 ekor dengan rincian kambing 24,170 ekor, produksi daging 302.095 kg, domba 26 ekor, produksi daging 394 kg dan babi 10.566 ekor dengan produksi daging 581.327 kg.
Pada produksi daging untuk semua jenis ternak mengalami penurunan disbanding tahun lalu, kecuali untuk jenis daging babi yang meningkat cukup signifikan hingga mencapai 426%. Sedangkan sapi, kerbau dan kambing masing - masing mengalami penurunan sebesar 44%, 11%, dan 46%.

III.             Perkembangan Populasi Ternak (Ekor) tahun 2007 – 2008


 














IV.              Populasi Ternak Kambing menurut Kecamatan (Livertock Population by Sub district) Tahun 2007/2008

No
Kecamatan
Sub District
Kambing
Goat
(1)
(2)
1
Tinanggea
354
2
Lalembuu
507
3
Andoolo
338
4
Buke
316
5
Palangga
149
6
Palangga selatan
297
7
Baito
163
8
Lainea
512
9
Laeya
296
10
Kolono
415
11
laonti
0
12
Moramo
786
13
Moramo utara
529
14
Konda
167
15
Wolasi
99
16
Ranomeeto
251
17
Ranomeeto barat
294
18
Landono
199
19
Moila
304
20
Angata
112
21
Benua
163
22
Basala
107
Jumlah
Total
2008
2007
6.358
6.170

Sumber : Diperta Dan Badan Pusat Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse: Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan

V.                Produksi Daging pada Ternak Kambing (Meat Production by Livestock) Tahun 2007/2008
No
Kecamatan
Sub District
Kambing
Goat
(1)
(2)
1
Tinanggea
650
2
Lalembuu
1.262
3
Andoolo
400
4
Buke
512
5
Palangga
163
6
Palangga selatan
525
7
Baito
612
8
Lainea
288
9
Laeya
500
10
Kolono
163
11
laonti
62
12
Moramo
837
13
Moramo utara
275
14
Konda
338
15
Wolasi
187
16
Ranomeeto
737
17
Ranomeeto barat
363
18
Landono
275
19
Moila
250
20
Angata
112
21
Benua
188
22
Basala
263
Jumlah
Total
2008
2007
8.962
16.750
Sumber : Diperta Dan Badan Pusat Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse: Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan

VI.             Banyaknya Pemotongan Hewan Menurut Jenis Ternak (Animal slaughtering Quantity by Livestock kond) 2007/2008.

No
Kecamatan
Sub District
Kambing
Goat
(1)
(2)
1
Tinanggea
50
2
Lalembuu
96
3
Andoolo
30
4
Buke
39
5
Palangga
12
6
Palangga selatan
40
7
Baito
47
8
Lainea
22
9
Laeya
38
10
Kolono
12
11
laonti
5
12
Moramo
64
13
Moramo utara
21
14
Konda
26
15
Wolasi
14
16
Ranomeeto
56
17
Ranomeeto barat
28
18
Landono
21
19
Moila
19
20
Angata
9
21
Benua
14
22
Basala
20
Jumlah
Total
2008
2007
683
335
Sumber : Diperta Dan Badan Pusat Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse: Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Konawe tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai 1.957.632,45 juta rupiah atau naik sebesar 23,74 % dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 1.582.051,11 juta rupiah.
Menurut lapangan usaha dapat dirinci sebagai berikut :
Sektor pertanian tumbuh sebesar 19,08 persen, yang ditunjang oleh seluruh sub sektornya, berturut-turut sub sektor Peternakan dan hasilnya 22,62 persen, perikanan 21,31 persen, tanaman perkebunan 20,54 persen, kehutanan 19,77 persen, dan tanaman pangan 14,24 persen.

 
Ø  PDRB Kabupaten Konawe GDRP of Konawe Regency Tahun 2006-2008


 









Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Konawe
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
GRDP of Konawe Regency by Industrial Origin at Current Market Prices
(Million Rupiahs)
2005 – 2008
Lapangan Usaha
20051)
20062)
2006
2007
2008
Pertanian, peternakan
Kehutanan dan
Perikanan
829 609,37
950 617,40
555 255,76
621 395,12
739 936,07
Sumber / Source : BPS Kabupaten Konawe./ BPS, Statistic of Konawe Regency
Catatan / Note :
1.      = masih termasuk Kab Konawe Selatan / Including Konawe Selatan Regency
2.       = masih termasuk Kab Konawe Utara / Including Konawe Utara Regency

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Konawe
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000(Juta Rupiah)
GRDP of Konawe Regency by Industrial Origin at Constant 2000 Market Prices
(Million Rupiahs)
2005 – 2008
Lapangan Usaha
20051)
20062)
2006
2007
2008
Pertanian, peternakan
Kehutanan dan
Perikanan
432 058,66
451 010,37
270 702,24
290 118,61
304,196.25
Sumber / Source : BPS Kabupaten Konawe./ BPS, Statistic of Konawe Regency

 
Kesimpulan:
1.      Jumlah Penduduk Bardasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Konawe Selatan dari Tahun ke Tahun Mengalami Penurunan dari tahun 2006-2010.
2.      Potensi perkembangan Kambing Di Kabupaten Konawe Selatan mengalami penurunan, dari tahun 2006-2010.
3.      Populasi Ternak menurut kecamatan tahun 2007 sebesar 6.358 dan pada tahun 2008  sebesar 6.170.
4.      Pada produksi daging untuk semua jenis ternak mengalami penurunan disbanding tahun lalu, kecuali untuk jenis daging babi yang meningkat cukup signifikan hingga mencapai 426%.
5.      Produksi Daging pada Ternak kambing mulai pada tahun 2007 sebesar 8.962 sedangkan tahun 2008 sebesar 16.750.
6.      Banyaknya Pemotongan Ternak Kambing pada tahun 2007 sebesar 683 dan pada tahun 2008 sebesar 335.

SUMBER:
3.      Devandra dan Burns. 1994. Beternak Kambing di Daerah Tropis. Penebar Swadaya. Jakarta
4.      Dwiyanto. 1994 Penanganan Domba dan Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta
5.      Murtidjo. 1992. Memelihara Domba. Kanisius. Yogyakarta
6.      ________.1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius. Yogyakarta.
7.   Sarwono. 1990. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
8.      Sumoprastowo. 1998. Beternak Kambing yang Berhasil. Bhratara Niaga Media. Jakarta