ANALISIS PENGEMBANGAN VILLAGE BREEDING CENTER TERNAK
KAMBING Di KABUPATEN KONAWE SELATAN.
Pemeliharaan
Kambing
Khaerudin
D1B4
09 049
BAB
I
Pendahuluan
I.
Latar
Belakang
Kambing termasuk salah satu jenis ternak yang akrab
dengan system usaha tani di pedesaan salah satunya yaitu daerah konsel atau Kabupaten
Konawe Selatan. Hampir setiap rumah tangga memelihara kambing karena system
pemeliharaannya yang mudah yaitu secara Ekstensif yaitu (campur tangan peternak
terhadap ternak peliharaannya hampir tidak ada. Kambing dilepas begitu saja dan
pergi mencari pakan sendiri di lapangan gembalaan, pinggiran hutan, atau tempat
lain yang banyak ditumbuhi rumput dan sumber pakan), secara semi-intensif yaitu
(kegiatan pemeliharaan ternak kambing dengan sistem penggembalaan yang
dilakukan secara teratur dan baik. Selain itu, pemilik juga menyediakan kandang
untuk dihuni dan sebagai tempat tidur ternaknya pada malam hari. Umumnya,
lokasi kandang terpisah cukup jauh dari rumah tinggal), dan secara intensif
yaitu (membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin
sehari-hari dan kegiatan insidental sedangkan Kandang intensif terdiri dari dua
jenis, yaitu kandang koloni dan kandang individual.).
Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak
yang cukup digemari oleh masyarakat luas kususnya masyarakat Konsel/Kabupaten
Konawe Selatan, oleh karenanya Sebagian dari mereka menjadikannya sebagai
sumber penghasilan keluarga. Saat ini pemeliharaan kambing bukan hanya di
pedesaan saja, tetapi sudah menyebar ke berbagai tempat seperti Kendari,
Bombana, Kolaka maupun Laut Maluku. Semakin banyaknya peternakan kambing yang
muncul di sebabkan oleh permintaan daging dan susu kambing yang terus mengalami
peningkatan. Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok di budidayakan
di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan
rendah. Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar
dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana di bandingkan dengan ternak
ruminansia besar.
Pada dasarnya performans ternak kambing sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Keduanya saling berinteraksi
dan saling mendukung dalam meningkatkan dan mempertahankan produktivitas ternak
yaitu lingkungan mencapai 70% dan faktor genetik hanya sekitar 30%. Faktor
genetik adalah kemampuan yang bersifat baka yang dimiliki seekor ternak untuk
tampil maksimal, sedangkan lingkungan merupakan kesempatan yang dimiliki ternak
untuk mendukung potensial genetik yang dimilikinya sedangkan factor yang
mempunyai pengaruh paling besar yaitu Pakan atau yaitu
60-70% (Mariyono,2007). Sedangkan menurut Doyle et al.
(1986),pada masa pertumbuhan hewan memerlukan nutrisi yang cukup tinggi untuk
perkembangan jaringan tubuhnya. Disamping itu kulaitas pakan harus benar-benar
diperhatikan karena kulaitas pakan yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan
ternak terhambat
II.
Jumlah
Penduduk dan Perkembangan/Populasi Ternak Kambing di Konawe Selatan
Kabupaten
Konawe Selatan secara geografis terletak di bagian selatan khatulistiwa, melintang dari utara ke selatan antara 3.58° dan 4.31° Lintang Selatan, membujur dari barat ke timur antara 121°58’ dan 123°16 Bujur Timur.
Luas
wilayah Kabupaten Konawe Selatan adalah 451.421 ha atau 11.83% dari luas
wilayah daratan Sulawesi Tenggara, sedangkan luas wilayah perairan (laut) lebih
dari 9.268 km2.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah penduduk
Kabupaten Konawe sebanyak 235.925 jiwa, atau diperkirakan mengalami
kenaikan sebesar 53,5 ribu jiwa selama periode 1990-2000. Berdasarkan
hasil proyeksi supas 2005, penduduk Kabupaten Konawe pada tahun 2009
berjumlah 233.080 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Konawe sebesar 2 % pertahun, atau sedikit lebih rendah
dari pertumbuhan pen-duduk dalam dasa-warsa 1980-1990 sekitar 4,37
persen; juga lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara
dalam kurun waktu yang sama sebesar 2,14 %.
Berdasarkan hasil registrasi jumlah penduduk
tahun 2005
penduduk berjumlah 231.534 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,71 persen
per tahun atau sedikit lebih rendah dari pertumbuhan penduduk dalam dasa warsa
1980-1990, yaitu sekitar 4,37 persen, juga lebih rendah jika dibandingkan
dengan pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama,
yaitu sebesar 2,86 persen.
Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Konawe
mengalami peningkatan dari 34,3 jiwa perkilometer persegi tahun 2008 menjadi
35,0 jiwa pada tahun 2009. Konsentrasi penduduk yang tidak merata masih
merupakan ciri yang paling menonjol dari penduduk Kabupaten Konawe. Hal
ini ditandai dengan besarnya perbedaan kepadatan antara kecamatan satu dengan
yang lainnya. Kecamatan Unaaha, Konawe, Wawotobi, Sampara, Wonggeduku,
dan Soropia merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan jauh diatas rata-rata,
masing-masing 657,5 jiwa, 421,0 jiwa, 284,3 jiwa, 188,6 jiwa, 169,4 jiwa dan
120,5 jiwa per kilometer persegi. Sementara Kecamatan Routa dan Latoma
memiliki tingkat kepadatan masing-masing 0,8 jiwa dan 2,4 jiwa per kilometer
persegi.
Struktur umur sangat
ditentukan oleh perkembangan tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.
Berdasarkan tingkat usia, penduduk dapat dibagi atas anak-anak (dibawah usia 15
tahun) dan lanjut usia (65 tahun keatas) serta dewasa. Anak-anak dan lanjut
usia disebut kelompok usia tidak produktif, sedangkan dewasa (15 tahun s.d 64
tahun disebut kelompok usia produktif. Perbandingan penduduk produktif dan
tidak produktif merupakan Angka ketergantungan (dependency ratio).
Pada tahun 2009 komposisi
penduduk anak-anak sekitar 34,93 persen atau 81.425 jiwa, penduduk dewasa 61,81
% atau 144.065 jiwa dan penduduk lanjut usia sekitar 3,26 % atau 7.590
jiwa. Dengan demikian Angka Beban ketergantungan sebesar 61,79 %.
Artinya dalam 100 penduduk produktif masih dibebani oleh 62 penduduk tidak
produktif.
Dari 233.090 jiwa
penduduk Kabupaten Konawe, 50,54 % adalah laki-laki dan 49,46 % adalah
perempuan. Berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten
Konawe adalah sebesar 102. Artinya jika terdapat 100 penduduk perempuan maka
terdapat 102 penduduk laki-laki.
Jumlah
Penduduk Bardasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Konawe Selatan.
Tahun
|
2010
|
2009
|
2008
|
2007
|
2006
|
Jumlah Pria (Jiwa)
|
136.201
|
121.293
|
199.308
|
199.309
|
120.182
|
Jumlah Wanita (Jiwa)
|
128.386
|
122.753
|
120.745
|
120.745
|
114.218
|
Total (Jiwa)
|
264.587
|
244.046
|
240.053
|
240.054
|
234.400
|
Pertumbuhan Penduduk (%)
|
-
|
-
|
-
|
2
|
3
|
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
|
-
|
-
|
-
|
53
|
230
|
Sumber
Data: http://sp2010.bps.go.id/
Badan
Pusat Statistik Updated: 23-5-2012
Keterangan
:
- : Data Tidak Tersedia
- : Data Tidak Tersedia
Ø Potensi
Peternak Kambing di Kabupaten Konawe Selatan
Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha2.Populasi ( 2008 )
232.000 ekor3. Rata – rata produksi ± 35.000 eko / tahun4. Permintaan pasar ±
40.000 ekor / tahun5. Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka, Buton
Potensi Kambing Di Kabupaten Konawe Selatan
Peroduksi
|
2010
|
(Ekor)
|
7.267
|
Peroduksi
|
2009
|
(Ekor)
|
7.017
|
Peroduksi
|
2008
|
(Ekor)
|
6.611
|
Peroduksi
|
2007
|
(Ekor)
|
6.107
|
Peroduksi
|
2006
|
(Ekor)
|
5.736
|
Sumber
Data: Statistik Peetrnakan Tahun 2006-2010 Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara Dinas Pertanian.
Updated: 27-3-2012.
Sulawesi
Tenggara menghasilkan produk peternakan. Jenis ternak yang dikembangkan terdiri
dari ternak besar yaitu Sapi, Kerbau, Kuda, ternak kecil yaitu Kambing, Domba,
Babi dan jenis unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik manila. Secara umum
populasi ternak besar tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,33 persen.
Dibandingkan tahun 2004 sekitar 5.166 ekor. Populasi ternak kecil mengalami
kenaikan 2,44 persen dari 208.740 ekor tahun 2004 menjadi 213.840 ekor tahun
2005.
Jenis
ternak yang dikembangkan di Kabupaten Konawe Selatan terdiri dari ternak besar
yaitu Sapi, Kerbau Kuda, ternak kecil yaitu Kambing, domba, Babi dan jenis
unggas yaitu Ayam kampung, Ayam ras dan Itik/itik manila.
Klaster
peternakan Sapi cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan. Peternakan
Kambing cocok dikembangkan di Kabupaten Konawe dan Kolaka.Peternakan Babi cocok
dikembangkan di Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka.Sedangkan
peternakan Ayam ras cocok dikembangkan di Kabupaten Kolaka dan Kendari.Sementara
ternak Ayam buras cocok dikembangkan di Kabupaten Muna dan Konawe Selata.
Populasi
ternak besar dan kecil seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi pada tahun 2005 berturut-turut tercatat sebanyak
63.036 ekor, 393 ekor, 16 ekor, 5.556 ekor, 33 ekor dan 8.016 ekor. Dibanding
dengan tahun 2004 berturut-turut tercatat sebesar 54.120 ekor, 595 ekor, 13
ekor, 10,702 ekor, 0 ekor dan 7.404 ekor.
Perkembangan
populasi ternak kecil di Sultra tahun 2005 tercatat 34.762 ekor dengan rincian
kambing 24,170 ekor, produksi daging 302.095 kg, domba 26 ekor, produksi daging
394 kg dan babi 10.566 ekor dengan produksi daging 581.327 kg.
Pada
produksi daging untuk semua jenis ternak mengalami penurunan disbanding tahun
lalu, kecuali untuk jenis daging babi yang meningkat cukup signifikan hingga
mencapai 426%. Sedangkan sapi, kerbau dan kambing masing - masing mengalami
penurunan sebesar 44%, 11%, dan 46%.
III.
Perkembangan Populasi Ternak (Ekor)
tahun 2007 – 2008
IV.
Populasi
Ternak Kambing menurut Kecamatan (Livertock Population by Sub district) Tahun 2007/2008
No
|
Kecamatan
Sub District
|
Kambing
Goat
|
(1)
|
(2)
|
|
1
|
Tinanggea
|
354
|
2
|
Lalembuu
|
507
|
3
|
Andoolo
|
338
|
4
|
Buke
|
316
|
5
|
Palangga
|
149
|
6
|
Palangga selatan
|
297
|
7
|
Baito
|
163
|
8
|
Lainea
|
512
|
9
|
Laeya
|
296
|
10
|
Kolono
|
415
|
11
|
laonti
|
0
|
12
|
Moramo
|
786
|
13
|
Moramo utara
|
529
|
14
|
Konda
|
167
|
15
|
Wolasi
|
99
|
16
|
Ranomeeto
|
251
|
17
|
Ranomeeto barat
|
294
|
18
|
Landono
|
199
|
19
|
Moila
|
304
|
20
|
Angata
|
112
|
21
|
Benua
|
163
|
22
|
Basala
|
107
|
Jumlah
Total
|
2008
2007
|
6.358
6.170
|
Sumber : Diperta Dan Badan Pusat
Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse:
Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan
V.
Produksi
Daging pada Ternak Kambing (Meat Production by
Livestock) Tahun 2007/2008
No
|
Kecamatan
Sub District
|
Kambing
Goat
|
(1)
|
(2)
|
|
1
|
Tinanggea
|
650
|
2
|
Lalembuu
|
1.262
|
3
|
Andoolo
|
400
|
4
|
Buke
|
512
|
5
|
Palangga
|
163
|
6
|
Palangga selatan
|
525
|
7
|
Baito
|
612
|
8
|
Lainea
|
288
|
9
|
Laeya
|
500
|
10
|
Kolono
|
163
|
11
|
laonti
|
62
|
12
|
Moramo
|
837
|
13
|
Moramo utara
|
275
|
14
|
Konda
|
338
|
15
|
Wolasi
|
187
|
16
|
Ranomeeto
|
737
|
17
|
Ranomeeto barat
|
363
|
18
|
Landono
|
275
|
19
|
Moila
|
250
|
20
|
Angata
|
112
|
21
|
Benua
|
188
|
22
|
Basala
|
263
|
Jumlah
Total
|
2008
2007
|
8.962
16.750
|
Sumber : Diperta Dan Badan Pusat
Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse:
Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan
VI.
Banyaknya
Pemotongan Hewan Menurut Jenis Ternak (Animal slaughtering
Quantity by Livestock kond) 2007/2008.
No
|
Kecamatan
Sub District
|
Kambing
Goat
|
(1)
|
(2)
|
|
1
|
Tinanggea
|
50
|
2
|
Lalembuu
|
96
|
3
|
Andoolo
|
30
|
4
|
Buke
|
39
|
5
|
Palangga
|
12
|
6
|
Palangga selatan
|
40
|
7
|
Baito
|
47
|
8
|
Lainea
|
22
|
9
|
Laeya
|
38
|
10
|
Kolono
|
12
|
11
|
laonti
|
5
|
12
|
Moramo
|
64
|
13
|
Moramo utara
|
21
|
14
|
Konda
|
26
|
15
|
Wolasi
|
14
|
16
|
Ranomeeto
|
56
|
17
|
Ranomeeto barat
|
28
|
18
|
Landono
|
21
|
19
|
Moila
|
19
|
20
|
Angata
|
9
|
21
|
Benua
|
14
|
22
|
Basala
|
20
|
Jumlah
Total
|
2008
2007
|
683
335
|
Sumber : Diperta Dan Badan Pusat
Statistic Kabupaten Konawe Selatan
Sourse:
Regional Office Of Agriculture and BPS Konawe Selatan
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Konawe tahun 2008 atas dasar harga
berlaku mencapai 1.957.632,45 juta rupiah atau naik sebesar 23,74 % dibanding
tahun sebelumnya yang sebesar 1.582.051,11 juta rupiah.
Menurut
lapangan usaha dapat dirinci sebagai berikut :
Sektor pertanian tumbuh sebesar 19,08 persen, yang ditunjang oleh seluruh sub sektornya, berturut-turut sub sektor Peternakan dan hasilnya 22,62 persen, perikanan 21,31 persen, tanaman perkebunan 20,54 persen, kehutanan 19,77 persen, dan tanaman pangan 14,24 persen.
Sektor pertanian tumbuh sebesar 19,08 persen, yang ditunjang oleh seluruh sub sektornya, berturut-turut sub sektor Peternakan dan hasilnya 22,62 persen, perikanan 21,31 persen, tanaman perkebunan 20,54 persen, kehutanan 19,77 persen, dan tanaman pangan 14,24 persen.
Ø
PDRB
Kabupaten Konawe GDRP of Konawe Regency Tahun 2006-2008
Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Konawe
Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
GRDP of Konawe Regency
by Industrial Origin at Current Market Prices
(Million Rupiahs)
2005
– 2008
Lapangan Usaha
|
20051)
|
20062)
|
2006
|
2007
|
2008
|
Pertanian,
peternakan
Kehutanan
dan
Perikanan
|
829
609,37
|
950
617,40
|
555
255,76
|
621
395,12
|
739
936,07
|
Sumber / Source :
BPS Kabupaten Konawe./ BPS, Statistic of Konawe Regency
Catatan / Note :
1.
= masih termasuk Kab Konawe Selatan / Including
Konawe Selatan Regency
2.
=
masih termasuk Kab Konawe Utara / Including Konawe Utara Regency
Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Konawe
Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000(Juta Rupiah)
GRDP of Konawe Regency
by Industrial Origin at Constant 2000 Market Prices
(Million Rupiahs)
2005 – 2008
Lapangan Usaha
|
20051)
|
20062)
|
2006
|
2007
|
2008
|
Pertanian,
peternakan
Kehutanan
dan
Perikanan
|
432
058,66
|
451
010,37
|
270
702,24
|
290
118,61
|
304,196.25
|
Sumber
/ Source : BPS Kabupaten Konawe./ BPS, Statistic of Konawe Regency
Kesimpulan:
1. Jumlah
Penduduk Bardasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Konawe Selatan dari Tahun ke Tahun
Mengalami Penurunan dari tahun 2006-2010.
2. Potensi
perkembangan Kambing Di Kabupaten Konawe Selatan mengalami penurunan, dari
tahun 2006-2010.
3. Populasi
Ternak menurut kecamatan tahun 2007 sebesar 6.358 dan pada tahun 2008 sebesar 6.170.
4. Pada produksi daging untuk semua
jenis ternak mengalami penurunan disbanding tahun lalu, kecuali untuk jenis
daging babi yang meningkat cukup signifikan hingga mencapai 426%.
5. Produksi
Daging pada Ternak kambing mulai pada tahun 2007 sebesar 8.962 sedangkan tahun
2008 sebesar 16.750.
6. Banyaknya
Pemotongan Ternak Kambing pada tahun 2007 sebesar 683 dan pada tahun 2008
sebesar 335.
SUMBER:
3. Devandra dan Burns. 1994. Beternak
Kambing di Daerah Tropis. Penebar Swadaya. Jakarta
4. Dwiyanto. 1994 Penanganan
Domba dan Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta
5. Murtidjo. 1992. Memelihara
Domba. Kanisius. Yogyakarta
6. ________.1993. Memelihara
Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius. Yogyakarta.
7. Sarwono. 1990. Beternak
Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
8. Sumoprastowo. 1998. Beternak
Kambing yang Berhasil. Bhratara Niaga Media. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar